Halaman

30 September 2013

Emm.. Dia?

Ketika itu, aku masih terlalu muda. Untuk bahkan sekadar menjelaskan apa maksud ini semua?. Dia, yang aku ketahui pertama kali, hanyalah seorang pemuda yang bahkan tidak bisa mengecupi pandanganku dengan sentuhan senyumannya yang pilu.


Aku enggan bertanya, heran. Dia jarang, atau hanya perasaanku saja, di saat aku bertemu dengannya pertama kali, apakah ada senyum di wajah moleknya itu? -Tidak ada-
Aku mencoba diam, entah apa pikiranku di saat itu.. Mencoba membuatnya tersenyum? Aku bodoh? -Mungkin-
Tersenyum, adalah aku yang menginginkannya tersenyum. Dan, lihatlah itu! Senyumnya yang khas mengembang penuh arti. Setidaknya, di dalam ingatanku, aku memulai mencoba menyusun rangkaian senyumnya mulai saat itu.. Di saat pertama kali dirinya tersenyum padaku!
Lihatlah, aku mulai terobsesi padanya. Entah itu pada senyumnya, entah itu hanya untuk mendapatkan sapaan "Selamat pagi" darinya, atau hanya sekadar melihat punggungnya dari kejauhan di saat kami pulang.
Lihatlah, aku yang memulai obsesiku ini dengan satu langkah besar : mencoba duduk di dekatnya di depannya. Aku yang konyol dan masih terbuai akan cinta monyet, melakukan segala hal yang sangat tidak masuk akal selama aku berada di depannya. Boleh kumulai ceritaku?
1. Aku, si pengecut ini, mencoba mendapatkan perhatiannya dengan menanyakan segala sesuatu yang (sesungguhnya) aku bisa kepadanya. (Bodoh? -Mungkin iya-)
2. Aku, si serba bisa ini, mencoba menjawabkan pertanyaan untuknya agar dia bisa membuat senang Pak Guru di depan. Jawabannya? -Kamu jangan mencoba untuk membantuku, aku bisa, tak usah repot-repot untuk melakukannya untukku- (Sedih? -Sangat-)
3. Aku, si anak perempuan tomboy ini, mencoba bersikap manis, lucu, dan mencoba bersikap lucu di depannya. Hasilnya? Tak ada senyum ataupun ocehan yang diarahkan padaku, hanya saja... (Malu? -Terlalu malu-)
4. Aku, si anak lamban ini, mencoba untuk mendapatkan tempat duduk "spesial" itu selama aku masih bisa.

Aku hanya tahu, dia tidak pernah tahu arti ucapanku, arti senyumku, arti pandanganku yang sejujurnya..
Sejujurnya, aku menyukaimu, hanya saja.. Kamu tidak tahu, atau kamu tahu aku menyukaimu tapi berusaha untuk tidak tahu karena aku.. hanya temanmu?

Terlalu banyak memori yang aku tidak bisa tulis, tetapi aku ingat. Entah berapa lama aku bisa mengingatnya, hanya saja.. Hati tidak bisa berbohong bukan?

1 komentar: